Selamat akhir pekan. Ngeblog lagi ah. Sebenarnya gara-gara Faruq, saya kembali nge-blog (hati-hati bacanya yah). Dia kirim saya beberapa tulisan ketika harapan hidup nulis saya padam laksana api yang kehujanan (lebay). Tapi ketika ia kirim tulisan, saya jadi kepanasan alias ngaheab hehehe. Kenapa juga jika weekend kita nulis lagi toh me time ini. Kalau hari-hari biasa tiap malam ngitung recehan dari setoran kantin, malam minggu kita mengolah huruf-huruf keyboard aja lah supaya sedikit tajam ini otak dibanding harus ngolah-ngolah RPP karena takut dapat ketebelece dari pengawas yang lama-lama membuat otak kaya mie goreng kecap yang kurang air heheh. Fikir-fikir keren juga kalau ada sesi Faruq's Idea gituh di blog akuh ini. Karena dari tulisan-tulisannya, Faruq udah kaya pemikir banget. So, kita coba yah...seberapa tahan Sang Pembeda ini mikir hehehe....yoooo chekidot lah!
***
Assalamualaikum Wr. Wb.
Ehh ketemu lagi, udah tahu lah nama saya, hehe. Faruq Abdillah penulis awam 😁. Kemarin tulisannya kurang menarik yah ? Maaf yah, kemarin nulisnya lagi ngantuk jadi apa yang yang di otak dikeluarin aja.
Sekarang kita akan membahas tentang Why We Need Critics ? dan Hal Apa Saja Yang Harus Diperhatikan Jika Kita Ingin Memberi Kritik ? jawabannya akan dijawab di tulisan ini.
Jadi, sebelum kita mulai kita akan cari tahu dulu, apa itu Critics ? Critics adalah penganalisaan atau pengevaluasian bertujuan untuk meningkatkan apresiasi atau membantu meperbaiki pekerjaan.
So, kita akan mulai bahas Kenapa Kita Butuh Kritik ?
Kebanyakan orang sulit untuk menerima kritik, padahal itu membantu. Tapi mereka tidak mau menerika kritik itu. Why ? Karena mereka menganggap bahwa kritik adalah ancaman baginya, jadi mereka menolak.
Seperti yang ditunjukan teori dalam riset psikologi dan penelitian selama puluhan tahun, orang selalu punya taktik cerdik untuk tetap positif dalam menghadapi kritik.
Dalam banyak situasi, kita perlu mencari cara lain untuk melindungi ego. Salah satu teknik yang berguna dalam membohongi diri sendiri ialah pengalihan perhatian: menjauhkan fokus dari kekurangan kita. Sebagai contoh, ketika pencapaian kita lebih buruk dari orang lain, umumnya kita bereaksi seperti membandingkan secara rinci kekurangan mereka dan kelebihan kita.
Meskipun bisa terkesan jahat, sikap ini kita jadikan untuk menjaga dan menguatkan harga diri dihadapan kegagalan.
Sering kali kita salah mengartikan kritik, kita sering menganggap kritik adalah ancaman. Namun, arti kritik yang sebenarnya adalah masukan peningkatan.
Jadi kita sangat butuh kritik, Perusahaan aja butuh kritik dan saran apalagi kita ?
Memang, kritikan itu diperlukan untuk mencapai kesuksesan, tetapi yang dibutuhkan adalah kritik yang membangun, bukan kritik yang "aya aya wae" dalam bahasa sunda.
Menurut Frant Bluntly dalam Salah satu postnya di Kompasiana ada 6 hal yang harus diperhatilan jika kita ingin memberi kritik
1. Kritikan harus berdasarkan ilmu, artinya kritikan tersebut harus mengandung fakta yang nyata adanya.
2. Kritikan harus bersifat adil, artinya kritikan tidak boleh memihak salah satu pihak atau dengan sengaja mencari kesalahan orang lain yang tidak sepihak dengan kita.
3. Kritikan harus kritis, artinya kritikan harus tepat pada sasaran, tidak mengarah ke hal-hal lain yang bersifat menjatuhkan.
4. Kritikan harus santun, artinya di dalam mengkritik, gunakan bahasa yang baik adanya.
5. Kritikan tidak boleh berdasar kepada sesuatu yang tidak bersyarat, artinya kritikan harus memiliki alasan, dalil mengapa kritikan itu ada.
6. Kritikan bersifat menasehati, artinya dengan kritikan, orang lain akan dapat mencapai pekerjaan yang lebih baik lagi.
Sudah tahu sekarang ? Jadi itulah tulisan saya mengenai Kritik.
Hanya itu yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih..
Wassalamu 'Alaikum Wr. Wb.
إرسال تعليق