Rubrik CSG: Punggung Sang Penggerak (Oleh: Rosipah)


Tulisan ini sebenarnya gara-gara Sang Milenial yang memotret saya yang sedang mengheningkan cipta di bawah pohon Mangga ini dan membagikanya di WA Grup Power Puff Girls serta memberi hastag "Punggung Sang Penggerak". Saya pun akhirnya di-bully karena foto ini. Lalu saya memberi tantangan untuk membuat tulisan dari judul itu. saya sangat kaget, ketika Kak Ros mengirim saya pesan pada jam 15.51. Ia benar-benar menerima tantangan saya dan mengirim file word-nya. Ketika membacanya, saya tidak berhenti tertawa, sampai air mata keluar dengan sendirinya. Nampaknya, Kak Ros yang garang ini sedang melakukan pembalasan akan tulisan saya tentangnya yang berjudul "Rider 7/1 R". Dalam menggoler yang menjadi kerinduanya beberapa saat sebelum mencium aspal, Ia akhirnya berhasil menulis. Saya rela menjadi objek bully-an nya yang penting Ia menulis. Dan ini lah tulisannya. 

Dia seorang penggerak di Madrasah kami. Seorang Guru Bahasa Inggris yang lahir pada bulan Juli ini terbilang paling cerdas di antara kami. Ia juga sudah mengenyam Magister Bahasa Inggris di UPI Bandung. Selain itu, Ia sangat suka teknologi.

Ia pernah terlibat dalam moment keilmuaan yang cukup lumayan seru. Tahun 2012, Ia mengikuti Pertukaran Pemuda Muslim ke Australia dan pada tahun 2013 Ia terlibat dalam Perlombaan Menulis Kisah Inspiratif Guru Madrasah tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI. Di tahun 2011, Ia dipilih menjadi Wakamad Kesiswaan dan menjabat sampai bulan Januari 2014 karena melahirkan anak pertama. Akan tetapi di tahun pelajaran baru yakni 2015-2018, Ia diangkat kembali menjadi kesiswaan. Hampir tiga periode ini, Ia menjadi Kesiswaan.

Suatu hari di tahun 2010-an, Ia meminta daftar nilai kepada saya. Dengan bangga hati, saya menyerahkan daftar nilai yang telah saya print di rumah. Ketika itu, saya membuat daftar nilai di Word. Ketika saya memberikannya, Dia tidak commentapapun, dan langsung saja mengambilnya.
I think is fine” Dalam hati.

Beberapa hari setelah itu, Ia hendak berkunjung ke rumah. Dengan senang hati saya mengiyakannya walaupun ada sedikit rasa malu karena saya tidak bisa memasak. Sesampainya di rumah, kita ngobrol-ngobrol, ngaler-ngidul, kesana-kemari. Lalu ia bertanya
“Ini komputernya?” sambil menunjuk PC yang berada di pojok ruang keluarga.

Tanpa basa-basi, Ia lalu menghidupkan komputer yang letaknya tidak jauh dari pesawat Televisi. Lalu Ia mengajak ngobrol tentang membuat daftar nilai pada excelbukan di word. Dengan sedikit mengomentari hasil pekerjaan saya yang pernah saya berikan beberapa hari yang lalu. Karena daftar nilai yang saya buat masih menggunakan penggaris kala garis dalam pekerjaanku masih kurang. Tak lupa juga saya menggunakan kalkulator karena dalam words tidak bisa menjumlahkan secara otomatis. Jadi dalam satu pekerjaan, saya menggunakan empat macan benda yakni komputer, penggaris, kalkulator dan pulpen. Mendengar komentarnya, saya tertawa malu.

Lalu, kami akhirnya sepakat belajar. Saya diajari cara membuka program excel, memberi nomor urut otomatis dan daftar nama alfabet serta membuat garis. Ketika saya mendengarkan penjelasanya, saya sangat yakin banget saya bisa. Karena keyakinan itulah, Ia memberi saya pekerjaan rumah yang akan diperiksa ketika Ia pulang kuliah S2-nya.

Setelah Ia pergi, saya belajar dan mencoba mengerjakan apa yang Ia minta. Saya terus mencoba, tapi saya juga terus-terusan salah. Saya masih ingat cara dia memberi nomor urut agar lebih mudah.

“Pertama tulis dulu angka satu dan dua lalu simpan kursor dibawahnya dan tarik” Katanya. 

Namun ketika saya mencoba hasilnya angka 1 2 1 2 dan seterusnya. Hati kecil ingin sekali bertanya, namun saya merasa malu karena kita masih belum akrab sekali. Akhirnya saya keluarkan akal bulus saya. Saya menomorinya secara manual, 1 2 3 4 dan seterusnya. Dan Saya pun menulis nama siswa secara manual, yang penting dalam benak saya, siswa yang berhuruf awal “A” berada di awal urutan. Saya sangat yakin, ini tidak akan ketahuan.

Sialnya, Dia memeriksa PR saya dengan trik yang saya tidak sangka-sangka. Ia mengetes saya secara langsung. Dan akhirnya saya ketahuan bahwa saya tidak melakukan yang Ia ajarkan. Kalau teringat momet itu. Saya suka tertawa sendiri dan juga merasa malu.

Semenjak itu, saya tidak segan lagi untuk belajar apapun kepadanya walaupun usianya beda jauh, 6 tahun. Dia selalu berkata kalau lagi belajar itu harus seperti alif, mau ditunjuk-tunjuk, kalau tidak salah seperti itu. Terus Ia juga selalu bicara filosofi Al-Ilmu yang saya tidak fahami. Saya semakin banyak belajar darinya. Ternyata tidak hanya saya, rekan-rekan yang lain pun banyak yang mau belajar padanya. Cuma syaratnya harus sedikit lebih sabar karena nada bicaranya keseringan tinggi dari pada rendah. Namun, karena saya mau menimba ilmu, makan dimarahi sama Dia pun, saya diam aja.

Di Tapel 2015 -2016, 2016-2017 dan 2017-2018 ini, saya dan dia sama-sama dalam posisi Waka. Ia menjadi kesiswaan dan saya memegang kurikulum. Ia begitu banyak  ide-ide untuk kemajuan Madrasah. Saya pun sadar saya harus sejalan dengannya karena saya teringat akan perkataan seseorang yang berbicara bahwa bahwa kurikulum dan kesiswaan adalah ruhnya Madrasah.

Tampak dari luar mungkin kami berdua itu rukun padahal sering juga kami berbeda pendapat. Perbedaan pendapat inilah yang selalu berujung pada perang diam, alias pa baeud-baeud, tanpa bertegur sapa. Namun syukurlah, hal ini selalu tidak berlangsung lama. Kami akhirnya, lama-kelamaan bertegur sapa kembali.

Dia selalu menyemangati saya. Suatu hari saya ngomong kepadanya,
“Teu aku mah capek kerja teh.” Jawaban dia bukan yang mengenakan tetapi yang buat aku shok
“mati aja kalau tidak mau capek” katanya.

Mendengar kalimat itu meluncur dengan licin dari mulutnya, saya tidak marah. Saya  malah ketawa. Saya tertawa bukan karena lucu, tapi saya tertawa untuk menghilangkan rasa kecewa terhadap jawaban yang keluar dari mulutnya. Saya sangat berharap jawabanya membuat saya tenang dan tentaram. 

Sesampainya di rumah, kata itu selalu muncul dalam pikiran. Sambil tiduran, saya berusaha untuk memaknai dari kata "mati". "Mati" sesungguhnya berarti aku di kubur dan itupun apakah tenang dalam kuburnya. Kalau tidak punya amal, apakah kita damai atau tenang di alam sana. Mengartikan "mati" yang kedua adalah orangnya masih hidup, bisa bekerja tetapi tidak meaningful buat orang lain. Setelah otak saya berfikir bolak-balik karena kata "mati" itu, saya akhirnya bersemangat lagi.

Dia selalu mengajak  untuk berubah. Ia selalu berkata
Berubah bukan hanya diomongkan saja
yang jelas harus langsung beraksi. 
Jangan menunggu waktu atau orang lain. 
Mulailah dari diri kita sendiri. 
Jangan bilang mau perubahan tetapi tidak beraksi. 
Itu mah seperti orang mimpi di siang hari

Itulah kata-katanya yang sering aku dengar. Karena sering diulang-ulang. Saya pun kadang bosan juga.

Namun, untuk semua itu, saya ingin mengucakan "Terima kasih Ateu", nama panggilan kesayangan kami padanya. Begitu banyak ilmu yang Kau berikan kepada kami, khususnya saya pribadi. Saya ada di posisi sebagai kurikulum, seluruh ilmu yang kau berikan aku pakai dalam posisi itu. Ilmunyanya sangat bermanfaat. 

Semoga menjadi amal ibadah. 
You are the best and keep being my inspiration!

6 تعليقات

  1. Walaupun dlm keadaan sakit,tapi masih semangat menuliskan narasinya.Ternyata idenya utk menulis trsbt muncul ktk sakit rupanya..hehe.

    ردحذف
    الردود
    1. allah mengendaki Kak Ros bis menulis, maka allah menjungkelkeun tina motor. jadi ngahenen dan menulis
      2 karya langsung. bravo

      حذف
  2. pagi2 dapet tulisan beguni, rasanya seperti air hujan membasahi tanah kering di padang tandus, #cieeeee
    ok, sangat mengisnfirasi. selama kita hidup, bekerjalah
    ....thanks u

    ردحذف
    الردود
    1. Alhamdulillah...walaupun masih tag teg tog....tapi ya Fhik bukan kemarau setahun terhapus hujan sehari hehe....

      حذف
  3. Siapapun orangnya punya potensi menuliskan ilmu dn narasinya.Namun boleh jadi belum saatnya atau mungkin tdk ada keberanian.Salah itu hal yg biasa dlm menulis,trmsk yg ahli pun psti ada.Tpi bs bljr dri kslhn trsbut.The Experience is The Best Teacher.

    ردحذف
    الردود
    1. Betul banget, pengalaman itu tidak bisa dibeli juga. Kata Om n Ateu kalo tidak salah ilmu itu harus diikat, dengan cara ditulis.

      حذف

إرسال تعليق

أحدث أقدم

المتابعون

إجمالي مرات مشاهدة الصفحة