Dita adalah seorang siswa pindahan. Ia masuk ke sekolah kami kelas VIII. Namun, saya suka melihat gadis cilik ini dari tahun 2008-an, ketika Saya berkunjung ke rumah teman, Bu Rosipah. Dita adalah salah satu bintang yang cemerlang dalam Galaxy pikiranku, Ia berkerlip dalam kesedihanya. Namun ia tetap memancarkan keindahan. Tulisannya yang pertama ini, mengingatkan sosok ayah yang selalu kita sayang walau dalam tanpa kata. Ada yang mampu mencintai ayah dengan lantang, ada yang hanya mampu mencintai ayah dengan diam. Tetaplah dalam Orbit mu, duhai Bintang Dita. Teruslah selalu menghembuskan asa, Sang Maha Pencipta pasti mengabulkannya.
***
Aku pernah menemukkan seseorang yang baik, ramah, asik dan aku senang ketika bersamanya. Beliau ku sebut dengan panggilan Papah. Meskipun dia bukan papah ku tapi aku menyayanginya dan menganggap seperti ayah sendiri. Aku mengenalnya pada saat berumur 10 tahun (kelas 4 SD).
Pada saat pertama kali aku bertemu dengannya, Papah memberi ku sticker Boneka Teddy Bear serta sekantong makanan ringan. Aku sangat senang. Sejak saat itu, kami pun akrab. Setelah menikah dengan ibu, Kami tinggal di Cikarang bersamanya. Aku senang tinggal dengan papah baru ku dan aku sangat bersyukur mempunyai papah yang baik. Ketika minggu tiba, Papahku selalu membangunkan ku pagi-pagi sekali karena kami biasanya akan selalu pergi untuk jogging dan bermain bulu tangkis. Setelah pulang berolahraga Aku dan papah ku selalu sarapan Bubur khas Cianjur. Bubur ini sarapan langgangan kami dan rasanya sangat enak.
Saat libur sekolah tiba, Papah selalu mengajak ku jalan-jalan ke banyak tempat. Salah satunya ke Ancol, Pantai Pakis, Water Boom Lippo dan mengajak ku menonton bioskop, belanja, dan makan di Mall Lippo Cikarang. Aku sangat senang Papah baruku sangat baik. Jika aku ingin sesuatu, Papah ku selalu membelikannya. Aku selalu diberi nasehat ketika didepan gerbang sekolah oleh papah ku. Papah ku selalu bilang:
"Disekolah jangan bandel ya belajar yang bener, awas hati hati jaga diri. Nanti pulang papah jemput ".
Aku dan papa sangat akrab aku selalu ikut dengan papah ketika dia pergi keluar rumah.
Sudah hampir 3 tahun aku tinggal dengan papah. Kami tak pernah bertengkar. Setiap Hari Raya Idul Fitri, kami selalu pulang kampung ke Cianjur. Dan tahun ini pun aku pulang kampung. Aku senang karna bisa bertemu dengan Nenekku dan yang lainnya. Disini aku tak lama hanya 1 minggu. Setalah itu kami pulang kembali ke Cikarang. Pada Hari ke dua setelah lebaran tiba tiba, Papah ku sakit. Awalnya sakit biasa, hanya pusing dan lemas. Papahku mengira itu hanya terlalu cape. Namun keesokan harinya, Papah ku semakin drop. Aku sedih dan khawatir, Aku selalu berdoa agar papah cepat sembuh dan bisa beraktivitas seperti semula. Papah ku pun keadaannya memburuk. Lalu ibuku dan yang lainnya memutuskan untuk dibawa ke Rumah Sakit saja. Setelah dibawa ke RS, Papahku pun membaik. Ketika hari kedua papah ku dirawat keadaannya memburuk. Lalu Beliau dilarikan ke diruang ICU. Mendengar kabar itu aku sangat khawatir, takut dan sedih.
Ketika hari ketiga, tepatnya pukul 05.28. Ibu ku mendapat telpon dari saudara ku yang berada di RS. Aku mendengar percakapan antara mereka. Tampak jelas suara tangisan kakaku terdengar keras. Aku dan ibu ku sangat panik ibu ku sudah menangis lebih dulu. Lalu saudara ku menghampiriku dan berkata
"Papah udah gaada".
Sontak hati ini sakit. Saking sakitnya air mata ini tidak keluar. Namun hati ini sangat sakit. Aku merasa sangat kepah angan.
Semenjak Papah pergi, aku jarang berada di rumah. Aku selalu bermain dengan teman teman ku. Aku tak tahan dirumah. Bila aku di rumah, hanya rasa rindu dan sedih yang ku rasakan. Setelah 2 minggu Papah pergi, aku merasa kesal, marah, rindu dan sedih. Pada saat itu rasa ini bercampur menjadi satu dan aku hanya bisa menangis.
Setelah itu aku berpikir untuk apa aku sedih terus seperti ini. Ini hanya akan menyiksaku saja. Dari situpun semangatku kembali bangkit. Hanya saja aku lebih sering menghabiskan waktu ku sendiri. Aku menulis dalam hati:
Ketika waktu berjalan terlampau cepat lantas memisahkan kita tanpa disadari hingga pada akhirnya tak ada yang lebih tangguh dari kekuatan do'a berharap bisa menembus dimensi yang berbeda ini. Papah, kehadiranmu terasa begitu singkat dihidupku
Selamat Jalan, Pah. Aku kangen papah, kangen jogging, main bulu tangkis & makan bubur khas cianjur bareng Papah. Aku mengihlaskan Papah pergi karena Tuhan lebih menyayangimu, Pah. Semoga Papah tenang disana. Aku sayang Papah❤
Semoga siswa-siswi MTsN 3 Cianjur lebih banyak lagi yg tertarik untuk mengasah otaknya melalui tulisan.Semangat Dita !
ردحذفTerima kasih, Pak.
ردحذفSemangt trs buat Dita, mamah Icha bangga Dita bisa nulis ngalahin mamah Icha.Ditunggu tulisan berikutnya...
ردحذفإرسال تعليق