Kenapa Aku Menulis (Oleh Azri Syahrul Fazri)


Kenapa Aku Menulis (Oleh Azri Syahrul Fazri)

Menulis memang sudah tak asing didengar di telinga ini. Kata yang sering aku dengar namun jarang ku pahami. Memang ketika aku tak paham makna menulis, menurut ku bahwa menulis itu hanya dengan pena dan selembar kertas. Sebuah pena yang akan menggores lembaran kertas kosong yang hampa dan tanpa arti. Aku tak berpikir panjang ketika itu, yang aku pikirkan adalah bagaimana supaya kertas kosong itu hanya penuh dengan tulisan. Yang bisa jadi tulisan itu hanya coretan kata-kata yang tak berarti untuk dibaca.

      Sekarang aku mulai berpikir. Berpikir untuk memperbaharui apa yang kurang dariku dalam menulis. Aku bukan berpikir sejenak, namun aku berusaha agar tulisanku layak. Aku akan mencoba berpikir panjang, agar tulisankan semakin matang. Aku tak bisa menulis tanpa ada yang mengganjal dalam hati ini. Kenapa harus mengganjal dalam hati ?, iya karena jika mengganjalnya dalam hidung itu namanya flu. Namun, bukan itu jawabannya. Sebenarnya menulis itu memang dari hati, karena setiap rangkaian kata-kata itu bisa kita tulis jika hati berbicara tentang sesuatu mengganjal didalamnya. Nah, begitulah juga aku. Aku ungkapkan apa yang mengganjal dalam hatiku, lalu aku tulis menjadi rangkaian kata-kata penuh makna. Kata-kata yang bersumber dari hatiku yang aku tulis dengan tangan sebagai perantara.

      Itu sebabnya aku menulis. Aku tak ingin hati ini penuh beban dan penuh ganjalan. Maka dari itu, aku ungkapkan apa yang menjadi beban dan ganjalan tadi dalam bentuk tulisan. Dan seketika aku berpikir, bahwa memang menulis itu bukan hanya dengan pena dan kertas yang hampa. Namun, hati juga ikut ambil bagian dalam merangkai kata-kata menjadi sebuah tulisan yang bermakna dan padu.  

      Memang aku bukan seorang penulis yang handal, yang bisa menulis dengan kata-kata yang indah. Namun menurutku, bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Karena aku tahu bahwa seorang penulis handal pun tidak langsung menjadi seorang penulis yang handal. Dia juga memulainya dari bawah sebelum sukses menjadi penulis yang handal.

      Mungkin boleh dibilang aku memang penulis amatiran. Namun, bukan berarti penuh dengan kekhawatiran. Aku akan mencoba terus menulis, meskipun tulisan itu belum bagus. Menulis itu membutuhkan proses. Aku mulai proses itu dari tahap bawah, Yaitu menulis apa yang aku mampu tulis. Aku bukan seorang kritikus yang mengkritik karya orang lain, namun aku mencoba mengkritik diriku sendiri agar lebih baik, tambah baik, dan sangat baik.

      Sebab lainnya aku menulis, yaitu karena aku ingin mencari penghasilan meskipun itu sedikit. Alhamdulillah, aku mendapat sedikit penghasilan dari guruku yakni Bu Eneng Elis Aisah. Aku mendapat sedikit penghasilan tersebut setelah aku menulis tulisan yang berjudul Kenangan dan Rinduku. Tulisan tersebut dimasukan ke dalam blognya http://eelisaisah.blogspot.co.id/. Dari situlah aku mulai semangat untuk menulis, aku akan coba sedikit mengasah kemampuan menulisku. Ketika menulis, aku tak bisa menyelesaikannya dalam waktu sehari saja apalagi satu jam. Biasanya aku menyelesaikan sebuah tulisan dalam waktu tiga hari. Mengapa aku belum bisa menyelesaikannya dalam sehari ?. Ya tentu aku itu masih belajar, aku belum bisa merangkai kata-kata menjadi padu dalam waktu yang singkat. Aku pun menulis tulisan ini dalam waktu tiga hari, jadi mohon dimaklumi jika tulisanku ini kurang menarik untuk dibaca apalagi untuk dikaji.

      Aku pun belum bisa menulis setiap waktu dan setiap jam. Ada waktu-waktu tertentu yang aku sukai ketika membuat sebuah tulisan, seperti waktu subuh dan setelah maghrib. Menurutku kedua waktu itu bisa menambah kecepatan berpikirku dalam merangkai kata-kata menjadi padu. Itu hanya waktu-waktu kesukaanku, mungkin berbeda denganmu. Dan yang ingin aku tekankan dan boleh jadi ini sebuah saran bagi diriku dan bagi para pembaca. Yaitu bahwa jangan malu untuk menulis karena menulis tidak akan membuatmu malu, justru dengan menulis hatimu akan menjadi padu. Sebagus dan sebaik apapun kamu dalam menulis, namun jika kamu malu-malu maka kamu tak akan maju. Sejatinya bahwa keberhasilan dan kesuksesan itu akan tercapai jika kamu percaya diri. Aku pun mencoba untuk percaya diri. Mengapa aku bilang mencoba ?, karena tak mungkin aku langsung percaya diri begitu saja. Percaya diri itu membutuhkan proses sama seperti mengejar impian, tapi bukan mengejar wanita idaman. Keep the spirit.

3 تعليقات

  1. Tulisan sesuatu yg layak utk ditulis dn dibaca.Menulis idealnya hrs sesuai dg passion.Menulis ibarat org yg berenang di lautan.Ia hanya mempunyai dua pilihan antara berenang sampai ke tepi atau tenggelam di tengah2.Krn itu sblm menulis apalagi mnlis bk,hal yg dilakukan dilakukan adlh mempersiapkan outline dulu.Hal ini guna mengantisifasi mood-nya menulis,dan nnti bisa dilanjutkn lagi.

    ردحذف
  2. This comment has been removed by the author.

    ردحذف

إرسال تعليق

أحدث أقدم

المتابعون

إجمالي مرات مشاهدة الصفحة