Rubrik CSG: Drama Bobotoh Persib (Oleh: Nenden Mariani)

football-tribe.com

Pembaca Blog yang Budiman. Seiring perjalanan blog ini, saya melihat kita menggelinding menjadi sebuah bola salju. Saya sangat berbahagia ketika beberapa rekan mulai “gila” menulis. Saya juga sangat berharap rekan pembaca lain bisa mengirim tulisan kepada saya, sekiranya tidak menyinggung SARA, saya akan posting dengan beberapa perbaikan disesuaikan dengan tujuan Blog ini. Untuk itu, kami akan membuat beberapa jadwal postingan. Untuk Rubrik CSG akan kami post setiap hari senin. Selain itu di Bulan Mei akan ada Rubrik Catatan Seorang Anak (CSA) yang akan diposting setiap hari Jumat. Pengaturan lainya akan diatur kemudian. Kali ini Sang Milenial kembali menulis. Nampak ia sudah mulai memiliki karakter tersendiri dalam bentuk tulisannya, sangat has milenial. Selamat membaca bagi para Persib Lovers!

Malam minggu ini ada sesuatu yang ditunggu-tunggu hampir semua pecinta Si bola bundar di Jawa Barat. Yup apalagi kalau bukan Liga Sepakbola tanah air tercinta antara Persib Maung Bandung anu aing tea melawan Borneo Fc.Disini saya ingin mengulas mengenai "bobotoh" yakni sebutan untuk pendukung / penonton Persib.

Ada hal unik dari para bobotoh ini. Mereka secara setia suka rela dan antusias selalu mendukung team kesayangan mereka, Persib Bandung, baik saat Persib menang atau pun saat terpuruk alias eleh tea. Sejak saya masih duduk di bangku SD sampai sekarang usia kepala 3, tak pernah saya melihat stadion kosong atau sepi saat Persib bermain, baik di kandang atau pun tandang, kecuali beberapa tahun yang lalu saat Persib kena sanksi bermain tanpa penonton karena para oknum bobotoh yang melakukan anarkis.

Bukan hanya itu saja, setiap Persib bermain, di beberapa tempat diadakan nobar alias nonton bareng. Acara ini pasti penuh sesak oleh para bobotoh setia. Kecintaan bobotoh terhadap team Persib sangat menakjubkan. Mereka seolah-olah mewariskan Kecintaannya kepada Persib kepada anak cucu mereka. Yah seperti yang saya alami, dulu saat masih kecil, saya hanya ikut-ikutan nonton bersama Ayah dan kakak laki-laki saya. Lama-lama menjadi suka bahkan jadi fanatik. Para bobotoh seolah-olah tak ada habis-habisnya sepanjang masa dari tahun ke tahun terus bertambah seperti ber-reinkarnasi.

Hal unik lainnya dari bobotoh ini adalah, mereka seperti menciptakan drama. Ini istilah saya buat mereka. Bagaimana tidak, seperti sebuah drama, ada peran antagonis dan protagonist. Entah sejak kapan awalnya, dan bagaimana ceritanya. Namun sudah bukan rahasia umum, jika para bobotoh ini punya musuh bubuyutan bahkan sering bersitegang saat mereka tandang. Yup siapa lagi mereka kalau bukan Si Anak Betawi "The Jack mania" alias para pecinta teamIbu Kota "Persija Jakarta".

Hmmmm Btw ngomong-ngomong The Jack jadi teringat saat Persib akan bermain Final di Piala Presiden Tahun 2015. Saat itu kebetulan saya ikut bersama suami ke stadion GBK. Saat berangkat dari Bandung menuju Jakarta, kami layaknya akan perang melawan penjajah. Suasana begitu campur aduk, antara bahagia, aneh dan takut. Why???? Bayangkan saja, di dalam bis, kami di kawal beberapa Polisi dan TNI bersenjata lengkap. Kami berangkat seolah akan menghadapi GAM (gerakan aceh merdeka). Dan yang membuat otak ini merasa konyol adalah, kami ke GBK ingin mendukung Persib melawan Sriwijaya FC, bukan Persija, tapi karena main di jakarta, kami seolah-olah mau nonton Persib lawan Persija.

Sepanjang jalan ke GBK awalnya aman-aman saja. Namun perjalanan mulai tegang saat bis kami melewati daerah-daerah Tangerang dan sekitarnya yang mana dari daerah tersebut sudah merupakan basis dari The Jack Mania. Bis kami sempat dilempari batu oleh oknum The Jack. Para Polisi sigap mengamankan dan perjalanan kami pun aman terkendali walaupun perjalanan kami tak senyaman piknik ke Bali saking tegangnya.

#bersambung