Pada bulan April tahun 2018, saya memberikan #eelisaisah_Writing Challenge ke pada siswa-siswa tercinta saya. Tema Writing Challenge kali itu adalah Citarum. Setelah jeda waktu yang telah ditentukan ada tulisan yang masuk dari Azri Syahrul Fazri. Karena hanya dia yang menulis, maka hadiahnya untuk Azri seorang saja. Saya fotokan wajah Azri yang sumringah mendapat hadiah tersebut.
Saking bersyukurnya Azri akan hadiah yang saya berikan, ia menulis penggunaan hadiah teersebut dalam sebuah tulisannya yang berjudul "Mengapa Aku Menulis". Sebenarnya hadiah itu tidak seberapa sih tapi lumayan lah untuk beli permen hehe.
Insya Allah #WritingChallenge ini akan kembali hadir tiap bulannya. Sekarang maki kita baca tulisan Azri yang berjudul "SELAMATKAN CITARUMKU YANG INDAH"
Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang dan juga terbesar di Jawa Barat. Sungai yang panjangnya kurang lebih 300 km dari mulai hulunya di Situ Cisanti hingga hilirnya di Karawang. Lebih detailnya hulu Citarum berasal dari lereng Gunung Wayang yang berada di kecamatan Kertasari, Bandung Jawa Barat. Hari demi hari sungai Citarum semakin tercemar akibat pembuangan limbah industri dan bahan kimia. sekitar 500 pabrik berdiri disekitar alirannya. Banyak pihak-pihak tak bertanggung jawab dengan seenaknya membuang limbah pabrik tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu. Bukan hanya limbah dan bahan kimia, namun sampah pun ikut ambil bagian dalam pencemaran di sungai Citarum. Kurangnya kesadaran warga yang seenaknya membuang sampah di sungai Citarum tanpa ada rasa tanggung jawab sedikitpun, akibatnya banyak ikan-ikan mati dan tidak jarang banjir menggenani beberapa wilayah yang dilalui sungai Citarum.
Sungai Citarum dicemari oleh 70% limbah domestik dan 30% limbah industri. Sungai Citarum pun masuk kedalam 10 tempat paling tercemar di dunia. Salah satunya menurut media populer Amerika Serikat Huffington Post menyatakan bahwa sungai Citarum masuk kedalam daftar sungai terkotor dan tercemar di dunia. Sungguh kondisi ini amat sangat buruk dan mengkhawatirkan. Tak terbayang jika sungai Citarum yang terdiri dari 46 anak sungai ini, disetiap anak sungai membawa air yang sudah tercemar dengan limbah, bahan kimia dan juga sampah. Padahal di sungai Citarum ini terdapat tiga bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) yaitu PLTA Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Ketiga bendungan tersebut merupakan PLTA besar yang bergantung kepada sungai Citarum untuk menghasilkan listrik bagi keperluan masyarakat.
Dengan terjadinya peristiwa ini, pemerintah pun tak tinggal diam. Pemerintah mengadakan program untuk menanggulangi pencemaran di sungai Citarum ini, yaitu dengan mengadakan program " Citarum Harum ". Program Citarum harum ini bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk mengembalikan sungai Citarum menjadi indah, bersih dan tentunya harum. Pembersihan pun kini telah dilakukan dimulai dari hulu sungai Citarum. Pembersihan bukan hanya melibatkan anggota TNI maupun Kepolisian saja, namun warga yang sadar juga peduli terhadap sungai Citarum ikut berpartisipasi membersihkan sungai Citarum.
Intinya harus ada sikap mawas diri yang harus di emban dalam jiwa kita. Rasa tanggung jawab harus tertanam dalam sanubari dan keseharian. Mungkin saja semua akan menjadi lebih baik jika kita berubah, berubah dalam arti ingin dan bertekad untuk suatu hal menjadi lebih baik. Apalagi jika sikap mawas diri dan tanggung jawab tadi terfokus terhadap keadaan sungai Citarum saat ini, mungkin berupa tindakan dan gebrakan bisa saja muncul dengan sendirinya. Gebrakan itu baik berupa partisipasi, dukungan ataupun juga berupa bantuan baik fisik maupun materi. Sungai Citarum yang ingin kembali harum mungkin akan terwujud jika semua bergotong royong dan ikut ambil bagian dalam upaya tersebut. Dan sadarilah tentang hal-hal kecil seperti membuang sampah tidak pada tempatnya. Mungkin bila kebiasaan demikian sering dilakukan, maka hal-hal kecil tersebut akan menjadi perkara besar bila tidak adanya tindakan dan kesadaran dari masyarakat. Oleh karena itu, belajarlah dari hal-hal kecil karena hal-hal kecil iu bisa menjadi besar bila tidak ditangani dan disadari.
Memang saat ini citarum tak se-asri dulu, tak se-indah dulu dan tak se-harum dulu. Namun bila kita peduli dengan negeri ini, maka jagalah citra dan kehormatanya. Jangan biarkan citra dan kehormatan negeri ini ternodai hanya karena Citarum yang tercemar. Jagalah Citarum ini agar tetap indah, karena indahnya Citarum inilah yang memperbaikki citra dan kehormatan negeri ini.
Khususnya saya sebagai seorang pelajar, mungkin tak terlalu banyak yang dapat saya perbuat untuk masalah ini. Saya hanya bisa memotivasi, menginspirasi dan mendukung program pemerintah untuk menjadikan sungai Citarum yang harum. Saya pun merasakan apa yang terjadi dengan Citarum ini. Dan saya pun berpesan untuk generasi muda Indonesia, untuk ikut perihatin dan berpartisipasi dalam masalah ini. Karena pemuda yang berguna untuk negeri ini adalah dia yang paham akan keadaan dan situasi negeri ini, lalu dia mencoba ikut ambil bagian di dalamnya dan mencoba memperbaiki apa yang menjadi masalahnya.
Mulai saat ini selayaknya kita ikuti dan patuhi apa yang diprogramkan, diamanatkan dan dirancang oleh pemerintah dalam mengatasi masalah Citarum yang tercemar ini. Kita dukung segala upaya dan tindakan pemerintah, kita bantu apa yang dibutuhkan pemerintah dan kita bantu juga pemerintah untuk menyelamatkan sungai Citarum agar kembali harum serta indah.
Kayanya harus ada ekstrakulikuler khusus teknik menulis di MTs ini.
ردحذفlepat, kedahna abdi banting setir dari guru bahasa inggris jadi guru blog aja hehe.
حذفإرسال تعليق