Saya akan memperkenalkan seseorang yang menulis tulisan ini. Beliau adalah Rosipah. Senior saya di MTs. Negeri 3 Cianjur. Kalau melihat badan, ia junior karena kecil. Namun umur dan pengetahuan melebihi saya. Kami sangat akrab. Saking akrabnya kita sering bertengkar. Saking akrabnya juga beberapa teman dekat, Wa Ros ini sering menyamakan wajah saya dengan dirinya, walaupun sumpah tidak ada kemiripan sedikit pun. Yang pasti saya bertubuh besar, ia bertubuh kecil. sebuah perbedaan yang jauh. Namun walaupun sering bertengkar, ia adalah pejuang hidup yang tegar. Sering ia menyerah malah pernah mau mengibarkan bendera putih tapi selalu diurungkan karena faktor takut dan malu. Dua hal yang memenuhi kamus hidupnya. Ini tulisan ke dua Wa Ros. Dan keduanya adalah sebuah pencapaian terbesar baginya. Percayalah Wa, Uwa itu bisa dan hebat!
***
Tanggal 28 Mei di tahun 2018 ini, mungkin inilah hari yg dinanti-nanti oleh semua peserta didik tingkat SMP atau Mts di seluruh Indonesia. Karena hari ini adalah hari dimana akan diumumkannya kelulusan pada tingkat satuan pendidikan. Mereka akan menerima secarik kertas yang tentu saja didalamnya ada identitas mereka masing-masing yang bertuliskan angka-angka hasil ujian dan tulisan Lulus/ Tidak lulus atau Lulus tertunda. Mungkin saja detak jantung mereka berdetak tak karuan bak mau ketemu pacar.
Hal ini sama seperti gurunya, khususnya saya pribadi yang ingin segera tahu hasil ujiannya sejak Kamis sore hingga Jum’at pagi. Saya malahan memberanikan diri bertanya Ibu kepala via whatsapp,
“bu gimana dengan nilai ujian anak-anak”, beliau menjawab,
“baru mau besok diambilnya”. Saya membalasnya,
“harus sabar sampai besok dong. Takut tidak bisa tidur bu”. Ibu kepala menjawab lagi,
“jangan terlalu dipikirin nanti makin kurus”. Dalam sanubari yang paling dalam, ingin rasanya membalas whatsappnya lagi untuk membujuk ibu kepala menanyakan nilai yang paling kecil dan paling besar kepada seseorang yang lagi memegang hasil ujian anak-anak tetapi malu.
Secarik kertas ini akan membayar rasa lelah mereka yang selama ini menimba ilmu di madrasah. Apalagi di semester terakhir mereka disibukkan dengan berbagai ujian, seperti Ujian praktek, Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional, Ujian Akhir Madrasah, Ujian Sekolah Berstandar Nasional dan yang terakhir Ujian Nasional Berbasis Komputer yang pertama kalinya dilakukan di madrasah kami tercinta, MTs Negeri 3 Cianjur.
Saya masih merasa begitu sibuknya kami menghadapi UNBK ini. Segala macam peralatan pendukung untuk melaksanakan ujian tersebut dipersiapkan, begitupun dengan peserta didiknya. Mereka diajarkan cara mengoperasikan komputer supaya pada waktunya tidak begitu gugup dan gagap teknologi. Maklum tidak semua peserta didik di tempat kami sudah dapat mengoperasikan komputer. Mereka secara bergantian latihan cara mengoperasikan komputer, karena perangkat komputer yang ada di madrasah kami masih terbatas. Latihan tersebut dimulai dari bulan Desember 2017 sampai menjelang ujian. Mereka dibimbing oleh guru mata pelajaran yang akan diujian nasionalkan dan dibantu oleh para operator.
Di tanggal 23 April yang ditunggu-tunggu tiba juga. Peserta didik melakukan ujian dengan khidmat, sementara saya dan rekan sedikit tegang karena takut ada masalah, baik masalah secara teknik atau alami. Dan betul saja apa yang ditakutkan itu terjadi, di hari terakhir tiba-tiba listrik mati tetapi Alhamdulillah dengan kesigapan teknisi dan proktor, UNBK tetap berlangsung. Dan tepat jam 4 pas di sore hari ditanggal 26 April 2018 berakhir juga pelaksanaan UNBK di madrasah kami. Kami merasa selangkah lebih plong, tinggal menunggu hasilnya yang akan diumumkan tanggal 23 Mei 2018.
Pengumuman yang kami tunggu-tunggu, yang semula akan diumumkan tanggal 23 Mei 2018 diundur. Mungkin sebagian guru sedikit kecewa termasuk saya karena sudah sangat lelah menunggu. Masa dag dig ini ditambah lagi dua hari ke depan, yaitu menjadi tanggal 25 Mei 2018. Lain halnya dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Muhadjir Effendy yang menanggapi pertanyaan para wartawan dengan santai ketika ditanya mengapa pengumuman UN diundur, beliau menjawab, “Kalau pengumuman UN satu, dua hari ditunda, enggak akan kiamat juga.” (VIVA.CO.ID 19 Mei 2018). Pengunduran ini berdampak juga pada pengumuman tingkat satuan pendidikan menjadi tanggal 28 Mei 2018.
Dan sekaranglah tanggal 28 Mei itu. Mudah-mudahan hari ini menjadi hari kemenangan untuk kalian semua. Kami berharap kalian dapat melanjutkan pendidikan lebih tinggi dan yang paling utama dapat menerapkan ilmu yang telah kalian peroleh. Bagi kalian yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi di tempat formal, jangan putus asa, belajar bisa dimana saja tidak terbatas oleh ruang dan waktu, muda dan tua, yang penting ada kemauan.
Mencari ilmu itu wajib bagi kita semua. Dulu ketika saya malas untuk belajar, orang tua suka bilang tuntutlah ilmu jangan seperti kami buta huruf. Buta huruf menurut orang tua dulu adalah orang yang tidak bisa membaca dan menulis. Namun pengertian itu sekarang berubah. Orang yang buta hururf adalah orang tidak tidak bisa belajar, tidak belajar dan tidak mempelajari kembali apa yang telah didapat (Alvin Toffler, Penulsi Amerika). Mudah-mudahan saya bukan hanya menjadi pengajar tetapi menjadi pembelajar sepanjang hayat, jadi bukan hanya murid yang harus belajar dan belajar tetapi seyoganya kita semua wajib belajar.
Setuju sekali tuntutlah ilmu dari mulai:
ReplyDelete-dilahirkan - dimakamkan
-diais - dipais
-digendong-msk sarangkedong
-lahir - hidup berakhir
-dll
Sipp
tiasaan murwakanti ih teh haj
DeleteSelain Kaligrafer, guru B. Sunda jg ateu hehe
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteAlvin Toffler aja bicara gitu,masa wa Eros tdk seperti gitu..
ReplyDeleteWajib ya Om...
DeleteAyo Semangaatttttt menjadi pembelajar sepanjang hayat....:-)
ReplyDeletePasti semngt asal ada Nda n ateu haha...lebay
DeletePost a Comment