Tepat pada tanggal 5 Mei 2018, MTs N 3 Cianjur mengadakan acara perpisahan sekaligus pelepasan siswa kelas sembilan. Acara tersebut berjalan aman, tertib, dan juga lancar. MTs N 3 Cianjur secara resmi melepaskan siswa-siswi kelas sembilan angkatan periode tahun 2017-2018. Suasana ketika itupun berlangsung meriah dengan penuh kebahagiaan, serta suka cita yang tampak pada raut wajah para siswa-siswi. Begitu pun perasaan yang aku rasakan ketika hari yang penuh dengan kebahagiaan itu.
Namun, dalam hati ini masih terbesit kenangan-kenangan yang akan menjadi rindu dikemudian hari kelak. Ada yang bilang rindu itu berat, tapi menurutku seberat apapun rindu itu pasti akan sedikit terobati meskipun itu dengan ekspresi sedih ataupun bahagia. Memang kadang kala meluapkan ekspresi sedih ataupun bahagia itu bisa mengobati rindu sementara, namun rindu itu akan kembali datang tanpa diduga. Aku pun sedang rindu. Namun bukan merindukan seseorang saja, banyak yang aku rindukan yang terngiang-ngiang dalam hati dan terbesit dalam jiwa. Aku rindu teman-temanku, guru-guruku, bahkan aku rindu dengan pedagang-pedagang yang berjualan di sekolah. Aku tidak sedang bercanda. Aku memang rindu pedagang-pedagang yang berjualan di sekolah. Dalam nuraniku terpikir bahwa kapan lagi aku bisa jajan batagor, tahu kotak, dan cimol yang biasa salah satu aku beli ketika jam istirahat tiba. Sekali lagi aku tidak sedang bercanda. Untuk apa aku menulis hanya untuk candaan semata. Tidak masalah jika kamu membaca sambil tersenyum-senyum, tapi kenyataannya memang itu yang terjadi. Seperti apa yang tadi aku ujar di atas, bahwa rindu itu akan sedikit terobati dengan bahagia dan bahagia itu dapat berupa senyuman.
Tiga tahun sudah pengabdianku sebagai siswa di MTs N 3 Cianjur ini selesai. Suka duka banyak ku jalani dan ku lalui. Rentetan peristiwa sudah banyak ku hadapi yang terkadang membuatku jatuh dan membuatku bangun. Aku tak bisa berjalan sendiri, berpikir sendiri, dan berbuat sendiri. Aku membutuhkan sedikit pangkuan tangan dari teman-teman dan guru-guru yang selalu mendukung dan berharap yang terbaik terhadap apa yang aku cita-citakan. Memang berat berpisah dengan teman, guru dan yang lainnya. Namun, aku mencoba menyadari bahwa disetiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Terkadang perpisahan ini sungguh berat, karena harus meninggalkan juga merelakan rentetan kenangan yang perlahan harus dilupakan.
Hingga kini aku masih teringat beberapa teman-temanku, namun aku tidak bisa mengingat seluruh teman-temanku. Mengapa aku sebutkan beberapa?, karena beberapa teman-temanku itu yang selalu ada untukku. Mereka penghiburku dikala sedih, penyemangatku dikala jatuh, dan intinya selalu menemaniku dikala suka maupun duka. Aku masih ingat candaan-candaannya, nasehat-nasehatnya, dan untaian kata motivasinya yang sekejap datang seperti hembusan angin. Perlahan aku lupakan beberapa kenangan-kenangan. Mengapa aku mencoba melupakan?, karena aku tak sanggup untuk mengemban seluruh rindu yang telah menjadi kenangan tadi.
Aku pun teringat akan guru-guruku. Aku rindu akan nasihatnya, canda tawanya, intinya aku rindu baik sifat dan karakternya. Ada guru yang serius, yang penuh candaan, yang kadang serius juga kadang bercanda, ada yang suka membagikan pengalaman, ada yang ketat dengan aturan namun sering bercanda, dan masih banyak lagi. Semua masih ku ingat dan akan ku coba simpan dalam ingatanku yang terbatas ini.
Aku akan mencoba mengingat kenangan-kenangan yang bisa ku ingat. Aku tidak bisa memaksakan untuk mengingat suatu kenangan secara cepat, namun akan ku biarkan suatu kenangan datang sendiri menghampiriku melalui rindu yang singgah tanpa diduga. Aku tahu bahwa obat rindu yang paling ampuh itu adalah bertemu dengan orang yang dirindukan, namun apakah orang yang dirindukan itu akan terus ada?. Tentu jawabannya “ Tidak “. Begitu pun yang yang sedang aku pikirkan sekarang, Teman-temanku yang dulu ada bersamaku, kini mulai perlahan berpencar mengejar mimpinya. Mungkin yang biasanya bertemu setiap saat, kini hanya bisa memberi kabar dan bertegur sapa dalam pesan di handphone.
Aku pun punya mimpi yang harus ku kejar dan ku capai. Memang berat berpisah dengan teman-temanku seperjuangan yang harus terpisahkan oleh mimpinya masing-masing. Kenangan kini tetap menjadi kenangan, tak akan ku biarkan kenangan itu menjadi abu yang mudah tertiup angin. Kenangan yang akan aku genggam dan aku ikat dengan ikatan pertemanan. Akan ku biarkan rindu itu datang, tanpa harus aku undang. Akan ku kejar apa yang ku harapkan dan akan ku doakan apa yang menjadi harapan kalian wahai teman-temanku. Terima kasih telah menjadi teman-temanku yang baik, semoga kita bisa sukses bersama meski mimpi kita berbeda.
Kalau ingin mimpimu tercapai,engkau harus terjaga dari tidurmu.
ReplyDeleteazri, tulisanmu semakin bagus
ReplyDeleteSemakin sering diasah akan semakin bagus.
ReplyDeletemakasih atas masukannya
ReplyDeletePost a Comment