Rabu, 22 Mei 2018 kemarin, Madrasah kami merayakan hari pendidikan. Seperti biasa kami selalu merayakan hari pendidikan sendiri tidak bergabung dengan instansi lain.
Hadiknas ala M3C sekarang sedikit berbeda. Sebelumnya para siswa kelas 9 meminta saya untuk mengizinkan kegiatan colorful fun yang lagi ngetren itu. Sebagai kesiswaan saya berada dalam dilema yang cukup dalam. Antara memfasilitasi kegiatan tersebut atau tidak. Jika tidak difasilitasi maka siswa tetap akan melakukan kegiatan yang serupa di luar sekolah dengan segala keliarannya. Jika difasilitasi saya takut berperseden buruk kepada masa depan lembaga. Namun dengan lahaola akhirnya saya mempersilahkan kegiatan tersebut di sekolah dengan beberapa syarat tentu setelah terlebih dahulu meminta izin dengan pimpinan.
Saya berfikir berpendidikan adalah bergerak. Bergerak maju ke arah yang lebih baik, bergerak maju ke jenjang yang lebih tinggi, bergerak maju menuju pemikiran yang lebih maju, bergerak maju dari keadaan yang sekarang menuju keadaan akan datang. Waktu telah berubah, dunia telah berganti, zaman menjadi semakin cepat dan sempit. Apa yang akan terjadi jika kita sedetik saja diam tidak melakukan apapun? Apa yang terjadi jika kita terpaku dalam pemikiran yang sama, keadaaan yang sama, sifat yang sama. Kita akan menjadi orang zaman purba dengan sendirinya. Pendidikan membebaskan kita. Pendidikan membebaskan pemikiran, memerdekaan jiwa dan raga.
Kepulan asap warna-warni memenuhi lapangan MTs ini. Siswa kelas 9 begitu antusias, mereka berbahagia dengan caranya sendiri, merayakan jenjang pendidikan dengan berteriak kegirangan, namun mereka pun larut dalam kesedihan mendalam. Dibalik semua kenakalan mereka masih tersimpan asa untuk menghormati walau dengan cara yang kita tidak mengerti. Dengan prilaku yang bukan seperti kita lagi, yakni meminta wefie atau selfie. Mereka menghormati dengan memeluk dan sedikit bermanja-manja. Itulah rasa hormat dan penghargaan yang diberikan siswa jaman now kepada gurunya.
Pergeseran budaya begitu kentara terlihat. Pergeseran sudut pandang juga sangat jelas. Sebagai seorang guru yang lahir di tahun 79 nan, tentu tidak terlalu sulit menangkap sinyal itu karena saya pun merasakan keinginan yang sama dulu. Namun jika guru kelahiran lebih jauh dari sana, perlu kerja keras yang sangat besar dalam memahami prilaku siswa jaman sekarang. kita tidak harus berubah untuk bisa memahami, kita hanya perlu mengerti dan bergerak. Mereka membutuhkan sesuatu yang berbeda. Mereka memiliki kehausan yang berbeda pula.
Saya sangat berharap siswa kita lebih banyak bergerak baik secara fisik, mental, spiritual dan pemikiran. Saya sangat berharap mereka mampu mengenyam pendidikan yang lebih baik, lebih tinggi dan lebih memerdekakan mereka. Saya sangat berharap mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, cerdas, dan bertawakal. Saya sangat berharap mereka mampu melompatkan dirinya ke tempat yang lebih tinggi dengan kemampuanya sendiri.
Saya juga sangat berharap kita sebagai guru harus lebih banyak bergerak. Fisiknya bergerak, psikisnya bergerak juga pemikiranya bergerak. Saya sangat berharap kita lebih membuka mata, membuka hati, membuka tangan juga membuka pemikiran. Saya juga sangat berharap kita lebih banyak merangkul, menyanyang dan memberikan dukungan. Saya juga sangat berharap kita memahami, menyadari, dan memberikan sumbangsih yang lebih dalam. Saya juga sangat berharap kita menjadi pembelajar, pembaca, pendengar dan pencipta. Saya juga sangat berharap kita menjadi lebih dari kita yang sekarang ini.
Selamat Hari Pendidikan Nasiona! Bergeraklah dan Jadilah Penggerak sejati!
Orang yang tidak bergerak berarti mati.
ReplyDeletePost a Comment