Menunggu Kiprah Milenial MTs. Negeri 3 Cianjur


Milenial adalah sebuah kelompok demografis yang lahir antara tahun 1982 sampai dengan 2000-an.  Generasi ini berdasarkan data BPS akan mencapai 46 % dari total populasi Indonesia pada tahun 2020 dan akan menjadi penggerak negara ini. Menurut beberapa sumber, generasi milenial memiliki keunikan ciri. Laporan PEW Research Center (Februari 2010) menyebutkan generasi ini terhubung dengan internet (connected), memiliki kepercayaan diri (confident), kreatif (creative) dan terbuka terhadap perubahan (open to change). National Chamber Foundation (2012) menyebutkan bahwa generasi ini memiliki toleransi yang cukup tinggi, multitasking dan berpusat pada ke-aku-an. Sedangkan Chip Espinoza (2015) menggambarkan generasi ini sebagai generasi yang aku-banget, mudah terstimulasi secara berlebihan, memiliki rentang perhatian yang pendek, mahir teknologi, memiliki kepedulian global, sadar sosial, pribadi online dan offline, mahir multitasking dan memiliki jadwal yang padat.

Pada dasarnya ciri khas yang diungkapkan dari sumber tadi memiliki kesamaan. Saya berusaha mensarikan ketiganya sehingga didapatlah ciri generasi milenial sebagai berikut:

Pertama adalah mahir teknologi. KMP Plus Consulting dalam buku Smart Milenialis menyebutkan bahwa generasi milenial itu tumbuh disaat teknologi informasi dirintis, dikembangkan dan menjadi bagian hidup sehari-hari. 

Kedua memiliki kepercayaan diri dan daya kreatif yang tinggi. Sebagai generasi yang lahir ketika Vygostky mulai merintis socio-constructivisme serta mulai berkembanglah system pendidikan yang demokratis dan dialogic, seorang milenial mendapati dunia yang penuh dengan pengetahuan segar. Di era pengetahuan dimana pengetahuan menjadi social capital, seorang Milennialis harus lebih kreatif dan invovatif agar memiliki kepercaya diri menghadapi tantangan di era tersebut. Pengetahuan menjadi semakin mudah dikarenakan ada dalam genggaman.

Ketiga terbuka dan terhubung terhadap perubahan social dan global. Informasi yang berada dalam gengaman ini mengakibatkan tidak ada batas lagi, the world is flat seperti Judul Buku yang ditulis  Thomas L. Freidman tahun 2005. Bahkan dunia semakin lebih flat dan small. Trending topic dan viral menjadi dua frase yang semakin terkenal di kalangan para Milennial.

Keempat memiliki multi-pribadi dan multi-tugas. Espinosa menyebutnya kepribadian ganda, yakni sebagai seorang yang hidup didunia nyata juga melanglang buana di dunia maya. Namun saya lebih cenderung kepada kepribadian yang multi hal ini berdasarkan asumsi bahwa seorang milenial dalam perannya sebagai pribadi di dunia nyata, dia pasti memerankan banyak peran, sebagai anak, sebagai bagian dari komunitas dan sebagainya. Begitu juga dalam dunia maya, dengan memiliki banyak akun media social di facebook, instagram, twitter, whatsapp, dan lainya seorang milenialis menjalankan peran dunia maya yang sangat berbeda-beda sesuai dengan kecenderungan platform medsos tersebut. Selain itu para milenialis adalah seorang pribadi yang Multi-tugas (multitasking). Mereka mengetik sambil mendengarkan music juga menonton Tv.

Kegiatan diseminasi yang dilakukan dua orang Milenial di Madrasah kami, yakni Bu Nenden Mariani dan Bu Noormalia, ditambah seorang Guru Generasi X, Pa Cucu Santana, semakin meneguhkan jati diri milenial di lingkungan kami. Mereka sangat milenial ditambah materi yang disampaikan tentang Google Classroom sangat mereka banget. Kedua milenial ini perlu mendapat ruang yang cukup untuk membentuk dan mempengaruhi culture dan lingkungan keilmuan di Madrasah ini yang sudah terbentuk dinamis.

Mereka juga butuh diberikan kepercayaan yang lebih besar karena merekalah calon “penguasa” di masa emas Negara kita. Memang generasi milenial di Madrasah kami terbilang sedikit. Kalau tidak salah dibawah 10. Dengan jumlah yang relative sedikit, namun mereka sangat mampu menyerap pembelajaran berbasis kekinian dengan cepat. Mereka idola para siswa generasi Z kami.

Sayang, birokrasi masih dikuasai oleh baby boomers, generasi zaman old yang masih memandang generasi milenial ini adalah pemalas yang terlalu banyak main HP dan internet. Kerja dalam pikiran mereka adalah berbaju dan bersepatu lengkap, rapih dan necis serta selalu menjaga wibawa. Ada hirarki yang dibangun dan hendak dipertahankan, senioritas masih menjadi rujukan. Namun itu pemikiran zadul. Perusahaan-perusahaan maju zaman now dikuasi oleh orang-orang muda yang sangat bebas dalam tampilan juga dalam pemikiran. Pemikiran tidak bisa dilihat dari cara berpakaian tapi dari hasil yang didapat.

So, bagi para milenial di MTs. Negeri 3 Cianjur. Saya ihlaskan tampuk kemimpinan pada kalian. Saya generasi X, memberikan peluang kepada anda untuk memberikan warna. jangan sampai Anda mendapat momentum yang telat demi kemajuan bersama dan jangan bilang ga connect mulu. Salam Milenial!

3 Comments

  1. wow tulisannya luarrr biasa.
    seperti itukah milenial menurut penelitian? membacanya seperti menggambarkan diri sendiri, 😂😂😂😂😂, tambah satu lagi, milenial adalah pribadi yg geer, 😄😄😄😄😄.
    But, tulisan di akhir seperti mauemgundurkan diri dg teratur 😁😁😁😁 generasi milenial masih perlu bimbingan generasi x, jadiiii jangan pergi.
    so, haturnuhun tulisannya, sangat penuh pengetahuan.
    saya selalu bangga padamu penulis, 😇😇😇😇

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada yang harusnya masuk, tapi kayaknya nanti. milenial dan budaya K pop heheh. makasih telah [membanggai] aku, aku juga hehehe

      Delete
  2. Generasi X dn Y sama2 berpotensi berjihad mengasah otak melalui tulisan dn memunculkan gagasan guna kemajuan agama dn bangsa.

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post

Followers

Total Pageviews