Meneliti, Membaca dan Mencipta Peradaban


Meneliti masih merupakan kata yang relatif mahal bagi masyarakat Indonesia. Meneliti hanya dilakukan oleh profesor atau akademisi yang menggeluti bidang tertentu dan bersekolah di jenjang yang lebih tinggi dan tentu tidak murah.

Meneliti bukanlah menciptakan ilmu baru. Bukan pula kegiatan yang hanya bisa dilakukan di laboratorium. Emilia menegaskan bahwa “Penelitian berkenaan dengan apa yang kita ketahui, apa yang kita kenali sebagai sesuatu yang perlu diketahui, dan apa yang kita lakukan dengan pengetahuan yang kita kenali sebagai sesuatu yang perlu diketahui” (2008:42). Dengan kata lain kegiatan penelitian adalah melihat lebih dekat hal yang biasa kita temukan dengan pengetahuan yang kita punyai.

Dalam penelitian, pengetahuan seseorang atas sesuatu (teori) sangat mempengaruhi keabsahan dan nilai guna dari sebuah penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan pola pikir masyarakat menentukan paradigma penelitian yang akan dilakukan.

Perilaku manusia dengan segala aspeknya merupakan objek penelitian yang bernilai guna tinggi karena: pertama dalam kekinian tidak ada yang terbebas dari nilai (No value free). Kedua pemahaman yang mendalam akan perilaku manusia sangat penting sebagai sarana interaksi antar manusia. Ketiga perilaku manusia sangat tergantung pada waktu dan tempat. Dengan demikian perkembangan pengetahuan dan riset tentang perilaku manusia di Indonesia mutlak diperlukan agar Negara besar ini menjadi Negara Unggul di mata dunia.

Van Djik (1993) mengatakan bahwa suatu Ideologi berada dan tertanam dalam berbagai hal yang kita temui dengan baik serta siap mencengkram siapa saja. Inilah bahaya laten yang mesti kita sadari sejak dini, sehingga proses berfikir kritis yang fokus terhadap penentuan apa yang mesti dipercaya atau lakukan melalui reasoning – logika (Ennis 1996) perlu dikembangkan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menjadi salah satu poin utama bagi seorang guru untuk mendapatkan sertifikat professional.  PTK memberikan kesempatan bagi guru untuk melihat lebih dalam masalah yang dihadapi guru dan murid dalam proses pembelajaran di kelas.

Proses merencanakan, bertindak, mengobservasi, merefleksikan apa yang terjadi merupakan tahapan-tahapan PTK yang dapat memberikan pemahaman dan menyediakan pemecahan masalah atas kendala yang dihadapi siswa.

Selanjutnya dalam keseharian, sinetron, infotainment, berita-berita kriminal dan iklan yang selalu menemani, mengandung ideologi yang tentunya tanpa kita sadari mengubah cara pandang kita. Pergeseran makna, budaya, moral, kesantunan serta agama terjadi tanpa kita sadari serta susah untuk dihindari.

Terlebih, tinggal beberapa hari lagi kita mengikuti hajatan besar bangsa, PILKADA serentak tahun 2018 sekarang dan Pemilihan Presiden tahun 2019 tahun depan.  Kampanye yang gencar dilancarkan para politikus seharusnya menggugah nalar bangsa ini untuk berpikir kritis terhadap apa yang mereka janjikan dan menentukan ‘kelogisan’ yang mereka bicarakan.

Oleh karena itu, kemampuan meneliti masalah, memecahkan masalah, menginterpretasi semua fenomena serta mengkonstruksi bahasa secara logis, akurat dan tepat perlu dikembangkan (Glasser dalam Fisher 2001). Meneliti adalah salah satu media berfikir kritis. Sebaliknya berfikir kritis dasar pokok tumbuhnya budaya meneliti di masyarakat Indonesia.

Sebenarnya, konsep penelitian sudah lama digaungkan Allah dalam Al-Qur’an. Allah berfirman “apakah kamu tidak melihat bagaimana unta di ciptakan”. Bahkan dalam beberapa surat Allah mengakhiri banyak ayat dengan kata “laalakum tatafakkarun” beserta padanannya.

Namun, membangkitkan budaya meneliti tidaklah mudah. Terlebih dulu perlu menggerakan budaya menyenangi dan menyukai membaca.  Karena membaca adalah kunci mengenali kehidupan, mengakrabi fenomena dan berlari mengejar ketinggalan. Budaya baca yang kurang mengakibatkan rendahnya daya kritis masyarakat.

Dan pada akhirnya berbagai pilihan tersedia, apakah mau tetap menjadi bangsa yang tertinggal seumur hidup? Apakah tetap menjadi bangsa plagiat dan bukan bangsa yang inovatif? Ataukah menjadi bangsa jajahan baru di era postmoderen seperti sekarang ini? Pilihan tergantung pada kita. Karena pilihan kita menetukan peradaban bangsa.

1 Comments

  1. budaya baca cenderung menurun saat sesuatu yang dikejar telah didapat. 😭😭😭😭

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post

Followers

Total Pageviews